Sahabat sekalian dimanapun berada.
Postingan kali ini akan membahas beberapa fakta aktual seputar kehidupan
bermasyarakat yang dianjurkan Islam, hingga terwujudnya pribadi Muslim yang
rahmatan li l 'aalamiin.
Mendakati tahun politik. Indonesia rawan
akan fitnah atau propaganda yang diluncurkan oleh mereka para penggila jabatan
yang ditunggangi kepentingan pribadi atau kelompok. Hal itu pastinya memicu
ketidaknyamanan masyarakat yang pada akhirnya menjadikan bangsa Indonesia
terpecah belah dan intorelan. Acapkali kita bertanya-tanya dan sulit membedakan
antara kelompok manakah yang benar dan salah. Memang telah menjadi sunnatullah
dalam sebuah masyarakat majemuk, akan terbagi menjadi tiga golongan, yaitu
golongan kanan, kiri, dan tengah. Golongan kiri berkonotasi sebagai kelompok
yang salah, dan golongan kanan sebaliknya. Keduanya saling menyalahkan dan
memfonis berdasarkan ketidaksamaan prinsip dan pemahaman mereka, bisa jadi
"mereka sama-sama Muslim". Tidak sedikit kejadian serupa yang pada
akhirnya memicu pertikaian, atau lebih familier dengan istilah konflik. Dalam
kondisi inilah sikap moderat sangat diperlukan. Moderasi Islam mengajarkan agar
manusia sebagai khalifatullah fi l ardh mampu menjadi penengah (ummatan
wasathan), bersikap bijak, dan tidak tidak mudah terprofokasi, serta menjadi
pelopor perdamainan.
Istilah Muslim Moderat (ummatan wasathan),
sebenarnya tidak asing terdengar di telinga kita. Kata wasath (Arab) diserap
menjadi wasit (Indonesia), yang bermakna penengah, perantara, penentu,
pemimpin, pemisah, pelerai, dan pendamai (KKBI). Sebagai muslim yang moderat,
semestinya kita tidak bersikap fanatik terhadap satu golongan dan mampu
menerima perbedan. Hargailah dan terima perbedaan selama tidak merugikan. Jika
muncul perselisihan, hendaknya kita menjadi penengah dan mendamaikan keduanya.
Bersikap moderat akan mereduksi konflik yang berkepanjangan. Dan Muslim Moderat
dalah Muslim yang Rahmatan li l 'aalamiin. Wallaahu a'alam bi s showaab.
_mustofa060788@gmail.com
0 comments:
Post a Comment